Diabetes Basah dan Kering: Mitos atau Fakta? Ini Penjelasan Medisnya!

🩺 Apa Itu Diabetes Basah dan Kering?

Pernah mendengar istilah “diabetes basah” dan “diabetes kering”? Banyak masyarakat Indonesia, khususnya yang memiliki keluarga penderita diabetes, menggunakan istilah ini untuk menggambarkan kondisi luka yang sulit sembuh. Namun, dalam dunia medis, istilah diabetes basah dan kering sebenarnya tidak dikenal secara resmi.

Lalu, apa yang sebenarnya dimaksud dengan dua istilah tersebut? Simak penjelasannya berikut ini.

🧬 Luka Diabetes alias Gangren: Penjelasan Medis

Istilah “basah” dan “kering” lebih tepat merujuk pada kondisi luka diabetes, atau yang dikenal dengan istilah medis gangren. Gangren adalah kematian jaringan tubuh akibat kurangnya suplai darah atau infeksi serius.

  1. Gangren Kering (Dry Gangrene)

Gangren kering biasanya berkembang perlahan dan disebabkan oleh gangguan sirkulasi darah, umumnya akibat hiperglikemia (gula darah tinggi) yang merusak pembuluh darah kecil. Ciri-cirinya meliputi:

  • Kulit menghitam atau kecoklatan
  • Terasa kering dan keriput
  • Tidak ada cairan atau nanah
  • Umumnya tidak terinfeksi, tapi bisa berkembang menjadi infeksi jika tidak ditangani
  1. Gangren Basah (Wet Gangrene)

Berbeda dari gangren kering, gangren basah disebabkan oleh infeksi. Kondisi ini lebih berbahaya dan dapat menyebar dengan cepat. Ciri-cirinya:

  • Luka basah, bernanah, dan bau
  • Area luka membengkak dan kemerahan
  • Bisa muncul lepuhan berisi cairan
  • Berisiko tinggi menyebabkan amputasi jika tidak segera ditangani

⚖️ Membedakan Mitos dan Fakta

Fakta: Luka pada penderita diabetes bisa menjadi serius karena sirkulasi darah terganggu dan daya tahan tubuh melemah.

Mitos: Istilah “diabetes basah” dan “diabetes kering” adalah istilah awam yang tidak digunakan dalam dunia medis.

💉 Tipe-Tipe Diabetes Melitus

  1. Diabetes Tipe 1
  • Penyakit autoimun
  • Tubuh tidak memproduksi insulin sama sekali
  • Biasanya muncul di usia muda
  • Membutuhkan insulin seumur hidup
  1. Diabetes Tipe 2
  • Tubuh masih memproduksi insulin, namun tidak efektif (resistensi insulin)
  • Berhubungan erat dengan obesitas dan gaya hidup
  • Jenis diabetes yang paling umum (90% kasus)

🧠 Kesimpulan: Edukasi Adalah Kunci

Pemahaman yang salah tentang istilah diabetes basah dan kering bisa menyebabkan keterlambatan dalam penanganan luka. Maka dari itu, sangat penting bagi penderita diabetes dan keluarganya untuk:

  • Mengenali jenis luka dan ciri-cirinya
  • Segera konsultasi ke tenaga medis saat luka muncul
  • Menjaga pola makan dan kadar gula darah tetap stabil

🔍 Ingin tahu lebih lanjut soal perawatan luka diabetes?
Hubungi tim perawatan luka profesional kami di RUMAT atau kunjungi unit terdekat untuk konsultasi GRATIS.

🌐 Cek lokasi unit RUMAT di website: www.rumat.id
📱 Untuk Konsultasi GRATIS : Klik di sini

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Bagikan

Lainnya dari kami

Tanda dan Gejala Penyakit Diabetes Melitus: Kenali Sejak Dini

Apa Itu Diabetes Melitus? Diabetes melitus atau kencing manis merupakan penyakit kronis yang mengganggu sistem metabolisme tubuh. Kondisi ini terjadi ketika kadar gula (glukosa) dalam darah meningkat karena tubuh tidak memproduksi insulin yang cukup atau insulin tidak bekerja dengan optimal. Akibatnya, tubuh kesulitan memproses karbohidrat, lemak, dan protein secara efisien. Banyak orang baru menyadari penyakit

16 Mitos dan Fakta tentang Diabetes yang Perlu Kamu Tahu | RUMAT

Banyak orang masih mempercayai mitos tentang diabetes. Informasi keliru ini dapat menyesatkan dan membahayakan kesehatan. Oleh karena itu, RUMAT mengajak Sahabat Rumaters untuk mempelajari perbedaan antara mitos dan fakta. Dengan pengetahuan yang benar, kita bisa membuat keputusan bijak untuk hidup lebih sehat. Apa Itu Diabetes? Diabetes bukan hanya soal “kebanyakan gula”. Penyakit ini muncul ketika

Manfaat Kasur Dekubitus untuk Mencegah dan Mengurangi Luka Tekan pada Pasien Imobilitas

Luka tekan atau dekubitus merupakan cedera pada kulit dan jaringan di bawahnya akibat tekanan berkepanjangan. Kondisi ini umum terjadi pada pasien yang tidak dapat bergerak bebas, seperti pasien stroke, lansia, atau penderita penyakit kronis lainnya. Berbaring dalam waktu lama tanpa perubahan posisi menyebabkan aliran darah terganggu. Akibatnya, jaringan kulit rusak dan luka muncul, terutama di

Hubungi Kami